PADANG | Tan Malaka merupakan sosok pejuang yang sangat disegani di seluruh dunia.
Dalam beberapa pertemuan penting di dunia pada masa itu, pendapat Tan Malaka selalu nenjadi acuan oleh beberapa negara dunia.
Baik di benua Asia, Amerika, bahkan di benua Eropa."Jelas Deni Asra, S,Si ketua DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota jabatan tahun 2019-2024 ini kepada Wartawan di ruang sidang LKAM Sumbar jum'at 2/9/2022 siang.
Sedangkan H. Ferizal Ridwan menyebutkan Yayasan Ibrahim Tan Malaka tidak hanya berfokus kepada pendirian Universitas, tapi juga bagaimana membumikan pemikiran-pemikiran Tan Malaka.
Yayasan tersebut melibatkan banyak tokoh seperti, Rizki Adam (Pendiri), termasuk pihak ahli waris gelar adat Dt Tan Malaka, yakni Hengki Novaron Dt Tan Malaka.
Terkait Universitas Tanmalaka, lanjut Ferizal yayasan yang sudah berdiri sejak Agustus 2021 lalu itu tengah melakukan proses hibah dengan pemilik lahan.
Lahan untuk pembangunan universitas seluas 10 hektar yang terletak di jalan lingkar Jorong Boncah Batubalang, Sarilamak, Kecamatan Harau.
Dalam hal Tersebut Ketua LKAAM Provinsi Sumbar DR. Fauzi Bahar mengatakan juga bahwa Tan Malaka bernama asli Sutan Ibrahim. Tan Malaka adalah nama semi-bangsawan yang ia dapatkan dari garis turunan ibu.
Nama lengkapnya Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka. Oleh Sebab itu pertemuan dukungan kita untuk mensuport keberadaan Universitas Tan Malaka jangan terkesan ecek-ecek. Karena kita tahu Tan Malaka adalah seorang pejuang kemerdekaan yang profesional menguasai delapan bahasa.
Sekolah ini juga dikenal dengan Sekolah Raja. Hanya anak dari keluarga penting dan priyayi yang bisa belajar di tempat ini.
Putra dari HM Rasad dan Rangkayo Sinah ini memang seorang yang cerdas. Ia sangat menikmati pelajaran Bahasa Belanda.
Salah satu gurunya GH Horensma melihat talenta yang dimiliki Tan Malaka, sehingga membantunya untuk kuliah di Rijkskweekschool (sekolah pendidikan guru pemerintah) di Belanda.
Buku de Fransche Revolutie yang ia dapatkan sebelum keberangkatan ke Belanda menjadi jendela ketertarikannya pada revolusi. Di Belanda, buku-buku karya Karl Marx, Friedrich Engels, dan Vladimir Lenin dikhatamkan dan menjadi dasar pemikirannya ke depan.
Tokoh yang lahir 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Sumatera Barat ini adalah putra Ranahminang yang hebat ."ujar fauzi.
Keperluan rakyat pertama-tama harus diperhatikan oleh rakyat sendiri dan dengan kekuatan rakyat sendiri.
Kerahkan kemampuan kita untuk menyokong penyelenggarakan sebuah sistem pengajaran yang mencerdaskan seluruh rakyat dan sebagai jawaban terhadap keperluan akan pendidikan yang merdeka.
Siapa yang pegang kaum muda, pegang masa depan...
Tan Malaka dirinyalah yang terbakar sengsara dalam misi memperjuangkan kemerdekaan rakyatnya
Mari kita cerdas, sambungkan tali pemikiran dan pendidikan yang baik dan lurus pada generasi mendatang serta mewujudkan manusia-manusia yang istiqomah untuk BANGSA, NEGARA dan KELUARGA.
(rel)
0 Komentar