Ciputat, 25 September 2024 | Mahasiswa dari berbagai simpul dan elemen menggelar acara bertajuk September Hitam dengan tema "Mimbar Bebas dan Dialog: Menolak Lupa! Menggugah Kesadaran Akan Kelamnya Pelanggaran HAM di Indonesia". Acara yang berlangsung di Teater Merah FISIP UIN Jakarta ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan aktivis yang menyerukan penuntasan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Rangkaian acara dimulai dengan teatrikal dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia (HIMAPOLINDO) yang menggambarkan kegelapan sejarah pelanggaran HAM di Indonesia. Setelah itu, berlangsung Dialog HAM dengan narasumber Virdinda La Ode Achmad, S.H., dari Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, serta Muhammad Ainul Yaqin, Ketua Komite Mahasiswa dan Pemuda Anti Kekerasan. Dialog ini membahas berbagai kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan, dan pentingnya mengakhiri impunitas bagi para pelaku.
Dalam sesi penanggap, Akhmad Husni, Ketua DEMA FISIP UIN Jakarta, menyampaikan pandangannya tentang peran mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan HAM di Indonesia.
Di penghujung acara, Ebyn Atsil Majid, Ketua Himapol Indonesia, menjadi orator dalam mimbar bebas yang penuh semangat, menyerukan tuntutan mahasiswa Ciputat agar pemerintah bertindak tegas dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM.
“Kita tidak bisa membiarkan sejarah kelam ini menguap begitu saja, setiap pelanggaran adalah pengingkaran terhadap martabat manusia, serukan agar suara korban tidak terbenam dalam keheningan.” ujar Ebyn dalam orasinya.
Puncak acara ditandai dengan pembacaan pernyataan sikap mahasiswa Ciputat, yang mendesak pemerintah untuk menghukum para pelaku pelanggaran HAM dan menuntut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk mengungkap dalang intelektual di balik berbagai kasus pelanggaran HAM di tanah air. Para peserta secara tegas menuntut adanya langkah nyata untuk menghentikan impunitas yang masih melindungi para pelaku.
"Acara September Hitam ini menjadi bentuk nyata perjuangan kami untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Ini juga menjadi penanda bahwa mahasiswa tidak akan diam dan akan terus menyerukan keadilan di negeri ini," ujar Akhmad Husni dalam acara tersebut.
Dengan seruan yang lantang dan jelas, acara ini menjadi momen penting untuk mengingatkan semua pihak tentang pentingnya keadilan dan penghormatan terhadap HAM di Indonesia. Seluruh aliansi berkimitmen untuk tetap bersama para korban untuk tetap ada dan berlipat ganda.
0 Komentar